Tuhan tidak bersamaku, tuhan meninggalkan aku sendirian.
Ia pergi jauh, bahkan lupa ia telah menciptakan
ku.
Dibiarkan terkapar mati di curuk kelam
Teori klasik berkata ia Maha Segalanya.
Bah, omong kosong!
Aku sendiri yang mengalami nya!
Ia benci tawa ku. Tawa kami.
Dendam.
Dendam.
Dendam.
Akan kubalas!
Akan kubalas ia yang mengacuhkan ku!
Walau baku-baku jemariku memutih melihatkan tulang
belulang hanya untuk merangkak naik dari lobang persetan ini.
Kubuat ia mengaku salah bahwa ia telah melupakan
karya nya yang maha agung ini!
Akan kubuat ia berani menatap mata merah kelabu
penuh derita.
Dan memusatkan kasih sayangnya.
Bukankah setiap perbuatan, yang mengatasnamakan kemurkaan
akan lebih kuat?
Bukankah setiap perilaku berdasar kemarahan tak
terbendung lebih mudah mendapatkan tujuannya?
Dan bukankah balas dendam itu menyenangkan?
Ya. Menyenangkan.
Kenikmatan tak tergambarkan tercurat jelas di rona
mata yang membalaskan dendamnya.
Jangan lerai aku!
Aku akan membalas dendam
Aku akan membalas Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar